Ibu
adalah sosok manusia yang sangat agung dimuka bumi ini. Begitu mulianya
kedudukan seorang ibu, sehingga islam memberikan kedudukan yang sangat penting
bahkan menjadi penentu kesuksesan kehidupan seorang (anak) manusia. Apabila kita
melihat kembali proses penciptaan manusia, maka seluruh manusia dilahirkan ke
muka bumi melalui perantaraan seorang ibu, terkecuali nabi Adam a.s dan Siti
Hawa yang diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan Iradah dan Qadrat-Nya tanpa
ada campur tangan makhluk.
Dalam
banyak kesempatan, baik Al-Qur'an maupun As-Sunnah menjelaskan tentang
pentingnya kedudukan seorang ibu, bahkan Allah SWT meletakkan ridho-Nya
bersesuaian dengan ridho orang tua (khususnya ibu). “Dari
Abdullah Ibnu Amar al-’Ash R.A bahwa Nabi Muhamad SAW bersabda: “Keridhoan
Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung
kepada kemurkaan orang tua”. (HR. Tirmidzi. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban dan Hakim).
Dalam
sebuah kesempatan, nabi Muhammad ditanya oleh sahabat tentang siapakah manusia
yang harus dihormati setelah Allah dan Rasul-Nya, maka beliau menegaskan
"IBUMU" sampai diulangi tiga kali, baru kemudian sosok seorang ayah
menempati posisi setelahnya. Dalam bahasa keseharian dijelaskan bahwa kedudukan
(derajat) seorang ibu adalah tiga tingkat dibanding ayah.
Begitu
muliyanya Islam menempatkan kedudukan orang tua (khususnya ibu), khususnya bagi
anak, secara tegas Al-Qur'an melarang untuk berkata yang kurang sopan kepada
kedua orang tua (khususnya ibu). "Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
(QS. Al-Isra : 23). Hal ini bisa difahami bahwa berkata kurang sopan
saja dilarang, apalagi sampai menghardik sehingga menyakiti hati keduanya.
Akan
tetapi dengan semakin berkembangnya zaman, secara tidak langsung nilai-nilai
tersebut mulai mengalami pergeseran. Apabila pergeseran tersebut ke arah yang
positif, tentunya itu adalah sebuah prestasi, namun bila ternyata justru
terjadi dekadensi nilai penghormatan kepada keduanya, tentunya ini menyisakan
PR yang musti disikapi dengan serius, karena tidak bisa dipungkiri bahwa orang
tua (khususnya ibu) adalah pondasi awal pembentukan karakter bangsa.
Pada
saat usia mereka sudah semakin menua, sudahkah kita mampu membalas budi/jasa
keduanya? Pernahkah kita menghitung berada liter air susu ibu yang sudah kita
minum di saat masih balita. Bila dihitung dalam rupiah, kira-kira berapakah
angka yang pantas untuk membayarnya? Namun, betapa sering kita melupakan jasa
dan kebaikan mereka? Naudzubillah min dzalik......!!!
Semoga coretan yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita termasuk
anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita (khususnya kepada ibu), yang
begitu besar jasanya bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar