Senin, 02 Maret 2015

KEMULYAAN SEORANG IBU



Ibu adalah sosok manusia yang sangat agung dimuka bumi ini. Begitu mulianya kedudukan seorang ibu, sehingga islam memberikan kedudukan yang sangat penting bahkan menjadi penentu kesuksesan kehidupan seorang (anak) manusia. Apabila kita melihat kembali proses penciptaan manusia, maka seluruh manusia dilahirkan ke muka bumi melalui perantaraan seorang ibu, terkecuali nabi Adam a.s dan Siti Hawa yang diciptakan oleh Allah SWT sesuai dengan Iradah dan Qadrat-Nya tanpa ada campur tangan makhluk. 

Dalam banyak kesempatan, baik Al-Qur'an maupun As-Sunnah menjelaskan tentang pentingnya kedudukan seorang ibu, bahkan Allah SWT meletakkan ridho-Nya bersesuaian dengan ridho orang tua (khususnya ibu). “Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash R.A bahwa Nabi Muhamad SAW bersabda: “Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua”. (HR. Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim)

Dalam sebuah kesempatan, nabi Muhammad ditanya oleh sahabat tentang siapakah manusia yang harus dihormati setelah Allah dan Rasul-Nya, maka beliau menegaskan "IBUMU" sampai diulangi tiga kali, baru kemudian sosok seorang ayah menempati posisi setelahnya. Dalam bahasa keseharian dijelaskan bahwa kedudukan (derajat) seorang ibu adalah tiga tingkat dibanding ayah. 

Begitu muliyanya Islam menempatkan kedudukan orang tua (khususnya ibu), khususnya bagi anak, secara tegas Al-Qur'an melarang untuk berkata yang kurang sopan kepada kedua orang tua (khususnya ibu). "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (QS. Al-Isra : 23). Hal ini bisa difahami bahwa berkata kurang sopan saja dilarang, apalagi sampai menghardik sehingga menyakiti hati keduanya.  

Akan tetapi dengan semakin berkembangnya zaman, secara tidak langsung nilai-nilai tersebut mulai mengalami pergeseran. Apabila pergeseran tersebut ke arah yang positif, tentunya itu adalah sebuah prestasi, namun bila ternyata justru terjadi dekadensi nilai penghormatan kepada keduanya, tentunya ini menyisakan PR yang musti disikapi dengan serius, karena tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua (khususnya ibu) adalah pondasi awal pembentukan karakter bangsa.

Pada saat usia mereka sudah semakin menua, sudahkah kita mampu membalas budi/jasa keduanya? Pernahkah kita menghitung berada liter air susu ibu yang sudah kita minum di saat masih balita. Bila dihitung dalam rupiah, kira-kira berapakah angka yang pantas untuk membayarnya? Namun, betapa sering kita melupakan jasa dan kebaikan mereka? Naudzubillah min dzalik......!!!

Semoga coretan yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita termasuk anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita (khususnya kepada ibu), yang begitu besar jasanya bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar