Sejarah Istilah Sosiologi
Pada tahun 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu
Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte
tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada
abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan
perubahan sosial.
¨ Perkembangan Awal
¨ Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato,
dan Aristoteles, beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat
mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran
dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan. Anggapan
tersebut terus dianut semasa Abad Pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad
XIV Masehi).
¨ Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna (Ibnu Sina),
dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai
bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana manusia tidak bisa
mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada masyarakat.
Pertanyaan (mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan
pertanggungjawaban ilmiah (buktinya ini atau itu) tentang perubahan masyarakat
belum terpikirkan pada masa itu.
¨ Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi
¨ Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad
Pencerahan; abad XVII Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang
ilmu pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh
terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga
berciri ilmiah. Artinya perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus dapat
dijelaskan secara masuk akal (rasional); berpedoman pada akal budi manusia.
Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis Bacon dari Inggris, Rene
Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan sejumlah
pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati masyarakat.
¨ Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
¨ Perubahan pada Abad Pencerahan membawa perubahan
revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner
karena struktur (tatanan) masyarakat lama dengan cepat berganti dengan struktur
yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika,
Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu berpengaruh ke
seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia dan Afrika ketika itu
sedang menjadi daerah koloni Eropa.
¨ Pada Revolusi Amerika, koloni Inggris di Amerika
Utaraini membentuk negara republik yang demokratis. Pemerintahan jenis ini baru
pertama kali muncul saat itu, ketika kebanyakan negara membentuk pemerintahan
monarki. Gagasan tentang kedaulatan rakyat (rakyat yang berkuasa) dan
pentingnya hak asasi manusia (semua orang bermartabat sama) telah mengubah
susunan serta kedudukan orang dan kelompok dalam masyarakat.
¨ Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban
manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan
pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi
dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti
pembangunan.
¨ Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh
masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang
sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim,
Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya
berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam
pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan
Sosiologi.
¨ Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil
melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan
pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen
sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
¨ Pada tahun 1876: Di Inggris Herbert Spencer
mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang
memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang
terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
¨ Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme
dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari
perubahan dan perkembangan masyarakat. Max Weber memperkenalkan pendekatan
verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan
sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.Di Amerika Lester F. Ward
mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Sejarah Perkembangan Sosiologi:
Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan
dengan ilmu-ilmu sosial yang ada. Sosiologi juga bersumber dari filsafat.
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium) semua
ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini
Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha
pemikiran mengenai masyarakat. Makin berkembangnya zaman dan tumbuhnya
peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam
filsafat mulai memisahkan diri dan berkembang menurut tujuan masing-masing.
Astronomi (ilmu tentang bintang-bintang) dan fisika
(ilmu alam) merupakan cabang-cabang filsafat yang pertama kali memisahkan diri.
Kemudian, diikuti oleh ilmu kimia, biologi, dan geologi. Pada abad ke-19, dua
ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi (ilmu yang mempelajari perilaku
dan sifat-sifat manusia) dan sosilogi (ilmu yang mempelajari masyarakat).
Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang di dalam
proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya,
seperti ekonomi dan sejarah.
Pemikiran terhadap masyarakat dan lambat laun mendapat
bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali
terjadi di Benua Eropa. Banyak usaha dilakukan manusia baik bersifat ilmiah
maupun nonilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan berdiri
sendiri.
Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi
adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan
usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong
untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kehahatan pelanggaran,
pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan, dan masalah sosial
lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatar
belakangi kelahiran sosiologi adalah adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat.
Laeyendecker, misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian
perubahan di bidang sosial politik. Perubahan berkenaan dengna adanya reformasi
Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern,
berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya Revolusi Industri pada
abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Prancis.
Pada abad ke-19 seorang filsuf bangsa Prancis bernama
Auguste Comte, telah menulis beberapa buku yang berisi pendekatan-pendekatan
umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika. Setiap penelitian
dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir, yaitu
Ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian
terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang
berdiri sendiri.
Dari kondisi tersebut, diartikan bahwa sosiologi
adalah ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil akhir dari
perkembangan ilmu pengetahuan. Sosilogi lahir pada saat-saat terakhir
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sosiologi didasarkan pada
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala
Auguste Comte menerbitkan buku berjudul Positive-philosophy. Beberapa
pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah "hukum
kemajuan manusia" atau "hukum tiga jenjang", Menurut pandangan
ini, sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki.
¨ 1. Jenjang Teologi
Pada jenjang ini, manusia mencoba menjelaskan gejal disekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang besifat adikodrati
2. Jenjang Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.
3. Jenjang Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.
Pada jenjang ini, manusia mencoba menjelaskan gejal disekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang besifat adikodrati
2. Jenjang Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.
3. Jenjang Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.
¨ Setengah abad setelah Herbert Spencer mengembangkan
suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Priciples
of Sociology, istilah sosiologi menjadi lebih populer. Berkat jasa Herbert Spencer
pula, sosiologi akhirnya berkembang dengan pesat. Sosiologi berkembang dengan
pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat
walaupun arah perkembangannya di ketiga negara tersebut berbeda satu sama lain.
Sosilogi kemudian menyebar ke berbagai benua dan negara-negara lain termasuk
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar