Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orangyang membentuk sebuahsistemsemi tertutup (atau semi terbuka),
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut.Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab,musyarak .
masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Yakni ia adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama
lain).
— Syaikh
Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
— Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
— menurut
Pak Parsudi dalam bukunya Hubungan Antar Sukubangsa mendefinisikan Kebudayaan
sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
— Dengan
demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk,
rencana-rencana, dan strategi-strategi yangterdiri atas serangkaian model-model
kognitif yang dipunyai oleh manusia,dan digunakannya secara selektif dalam
menghadapi lingkungannyasebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan
tindakan-tindakannya.
— Sementara
menurut Paul B. Horton dan C. Hunt Masyarakatmerupakan kumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu,mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan didalam kelompok / kumpulan manusia
— J.
J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga gejala
kebudayaan : yaitu :
— (1)
ideas
(2) activitie dan
(3) artifact
(2) activitie dan
(3) artifact
— diperjelas
oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan
a) Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
a) Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide,gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
— b) Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas sertatindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
— c) Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas sertatindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
MASYARAKAT YANG MULTIKULTURAL
Teori sosiologi klasik biasanyaselalu berfokus pada
konflik-konflik sosial yang muncul di dalam masyarakat yang kurang lebih
homogen. Pada 1939 Furnivall membuat terobosan baru dengan mencoba memahami
dinamika dan problematika masyarakat plural. Senada dengan pendapat ini adalah
apa yang dikatakan oleh Van den Berghe, Secara relatif seringkali terjadi
konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
— Masyarakat
majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh
sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah
bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat
negara jajahan adalah contoh dari masyarakat majemuk
— Sedangkan
setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain,
Indonesia, Malaysia,Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan
kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau
pemerintah nasional dengan masyrakat suku bangsa, dan hubungan di antara
masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional.
— Dalam
perspektif hubngan kekuatan, sistemnasional atau pemerintahan nasional adalah
yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan
antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat
jajahan selalu diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini dihindia
Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan
pasar.
— Sedangkan
para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat
(priyayi) digunakan untuk kepentingan
pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan
priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai
terbelakang atau primitif. Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada
perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum
ataupun sebagai konvensisosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai dominan
yang menjadi lawan dari yang minoritas.
— Dalam
masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional ataupenjajah mempunyai kekutan
iliter dan polisi yangdibarengi dengan kekuatan hukum untuk
memaksakankepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasisumber daya alam dan
manusia. Dalam struktur hubungankekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm
penjajahanhindia Belanda terdapat golongan yang paling dominanyang berada pada
lapisan teratas, yaitu orang Belanda danorang kulit putih, disusul oleh orang
Cina, Arab, dan Timurasing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah merekayang
tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumidigolongkan lagi menjadi yang
tergolong telah menganlperadaban dan meraka yang belum mengenal peradabanatau
yang masih primitive
Dikatakan bahwa, keberadaan kelompok minoritasselalu dalam
kaitan dan pertentangannya dengan kelompok dominan, yaitu mereka yang menikmati
statussosial tinggi dan sejumlah keistimewaan yang banyak.Mereka ini
mengembangkan seperangkat prasangka terhadap golongan minoritas yang ada
dalammasyarakatnya. Prasangka ini berkembang berdasarkanpada adanya :
a)perasaan superioritas pada mereka yangtergolong dominan;
b) sebuah perasaan yang secaraintrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa golongan minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda darimereka dantergolong sebagai orang asing;
c) adanyaklaim pada golongan dominan bahwa sebagai aksessumber daya yang ada adalah merupakan hak mereka, dandisertai adanya ketakutan bahwa mereka yang tergolongminoritas dan rendah derajadnya itu akan mengambilsumberdaya-sumber daya tersebut.
b) sebuah perasaan yang secaraintrinsik ada dalam keyakinan mereka bahwa golongan minoritas yang rendah derajadnya itu adalah berbeda darimereka dantergolong sebagai orang asing;
c) adanyaklaim pada golongan dominan bahwa sebagai aksessumber daya yang ada adalah merupakan hak mereka, dandisertai adanya ketakutan bahwa mereka yang tergolongminoritas dan rendah derajadnya itu akan mengambilsumberdaya-sumber daya tersebut.
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedan berjalan atau bergeser kita memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangta perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic)
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosila budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedan berjalan atau bergeser kita memrlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangta perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic)
— Konsep-konsep
penting tersebut antara lain internalisasi (internalization) , sosialisasi
(socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga evolusi
kebudayaan (cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia
dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks.
Serta juga ada difusi (diffusion) yaiu peneybaran kebudayaan secara geografi,
terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses
belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses
akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses
pemabahruan atau inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan
baru (discovery dan invention).
— Proses
internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti pembudayaan. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti pembudayaan. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
— Proses
evolusi Sosial
Proses Microscopic dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dari suatu
masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secar detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatiakn perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
Proses Microscopic dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dari suatu
masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secar detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatiakn perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
— Proses-Proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam
sebuah lingkunagn atau suata adat dimana aktivitas yang dilakukan terus
berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau
diluar kehendak prilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas
tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap
masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi,
karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyrakat
terpaksa memberi konsesinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan
keperluan baru dari indibidu-individu didalam masyarakat.
Proses Mengarah dalam Evokusi Kebudayaan.
Dengan mengambil jangka waktu yang panjang maka akan
terlihat prubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah
(dirctional) dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan. Sebagai contoh misalnya tingkat kebudayaan manusia yang berawal
dari Neolitik, kemudian berubah menjadi Mesoltk dan akhirnya berubah menuju
Paleolitik.
Proses Difusi.
Peneyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adapatasi fisik dan sosial budaya.
Peneyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adapatasi fisik dan sosial budaya.
— Penyebaran
Unsur-Unsur Kebudayaan.
Bersamaan
dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut
pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur
penyebaran kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion).
Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun
bisa juga tanpaadanaya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang
membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut.
— Akulturasi
dan Pembauran atau Asimilasi.
Akulturasi.
Poses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan
demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
diterima dan dioalh kedalm kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
Asimilasi. Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
— Pembaruan
atau Inovasi
— Inovasi
dan Penemuan. Inovasi adalah suatu proses pembaruandari penggunaan
sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan
penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi,
dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan
teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses
sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
— Discovery
adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu
alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari
beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi
invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan
baru itu.
— Faktor-faktor
pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan
penemuan-penemuan baru anatar lain :
1. Kesadaran para individu akan
kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.
2. Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.
— MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN INDONESIA
Dinamika
sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia,
walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat
dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau,
walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan
perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan
Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai
perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat
perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan
sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang
mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri
(internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan
rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external
factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara
langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup
yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat
yang harus menata kembali kehidupan mereka .
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN DEWASA INI
— Masyarakat
Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai
akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu
berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju
untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan
teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan
orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk
dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata
kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
Penerapan teknologi maju
Penerapan teknologi maju
— Penerapan
teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif
dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin,
mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong
pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan
dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga
mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi
barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang
diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya
mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan
kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
— Di
samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas
lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber
daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang
dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan
digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk
setempat.
— Ketimpangan
sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga
menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai
budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang
harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang
seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti
kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu
tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang
tidak berhak. Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang
berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun
amuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar