Sri wahyuni menerobos jalan-jalan berliku di bawah sinar
matahari. Ia tidak sabar ingin segera pulang dan sampai di rumah. Karena ia
harus segera belanja barang dagangan untuk persiapan nanti sore menjelang buka
puasa ramadhan. Apalagi barang dagangan sudah banyak yang kosong dan ibunya
sudah menunggu lama untuk segera mengisi barang-barang sembakonya.
Sampai di rumah Sri wahyuni mencatat segala keperluannya dan
ia segera berangkat belanja menuju pasar pancur. Dan pulang belanja, ia
membereskan barang dagangan sampai rapih. Dan ia harus menyelesaikan tugas
rumahnya walaupun sebenarnya ia sedang dalam kelelahan
Setiap hari, sri wahyuni tidak pernah mengeluh. Ia siap
membantu ibunya kapanpun. Apalagi, jika ibunya mendapat panggilan untuk memijat
di tempat orang lain. ia harus rela menunggu warung dengan meluangkan waktunya
sambil belajar mengerjakan tugas dari sekolahannya.
Sri wahyuni lahir berasal dari kota Palembang,
12 juni 1998. Ia tidak memiliki seorang Ayah sejak kecil. Ia terbiasa
mandiri dengan apa yang harus dikerjakannya. Ia harus bekerja membantu ibunya
untuk kebutuhan biaya sekolah. Ia sering membantu ibunya dan mengantarkan
adiknya berangkat sekolah.
Di sekolah ia termasuk anak yang pintar dan cerdas, ia
sering mendapatkan rangking di di sekolah SMP 40. Dan sekarang ia sedang
belajar di sekolah baru pilihannya, yaitu sekolah SMK Nurul Jadid di bengkong.
Ia memilih sekolah menengah kejuruan keperawatan karena lebih banyak waktu
prakteknya agar cepat mendapatkan kerja. Dengan harapan, ia segera dapat
membantu ibu dan adiknya ketika lulus sekolah nanti.
Yuni, nama panggilannya, merupakan salah satu anak asuh DSNI Amanah. Ia sudah 5 tahun mendapatkan program santunan
biaya pendidikan CEP (Center for education center). Ibunya sangat berterima
kasih kepada DSNI yang mau peduli membantu pendidikan anaknya, semoga
Allah memberikan kelancaran kepada orang-orang/donator yang telah membantunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar