Minggu, 22 Februari 2015

KISAH SEORANG ANAK YATIM



Sri wahyuni menerobos jalan-jalan berliku di bawah sinar matahari. Ia tidak sabar ingin segera pulang dan sampai di rumah. Karena ia harus segera belanja barang dagangan untuk persiapan nanti sore menjelang buka puasa ramadhan. Apalagi barang dagangan sudah banyak yang kosong dan ibunya sudah menunggu lama untuk segera mengisi barang-barang sembakonya.

Sampai di rumah Sri wahyuni mencatat segala keperluannya dan ia segera berangkat belanja menuju pasar pancur. Dan pulang belanja, ia membereskan barang dagangan sampai rapih. Dan ia harus menyelesaikan tugas rumahnya walaupun sebenarnya ia sedang dalam kelelahan

Setiap hari, sri wahyuni tidak pernah mengeluh. Ia siap membantu ibunya kapanpun. Apalagi, jika ibunya mendapat panggilan untuk memijat di tempat orang lain. ia harus rela menunggu warung dengan meluangkan waktunya sambil belajar mengerjakan tugas dari sekolahannya.

Sri wahyuni lahir berasal dari kota Palembang, 12 juni 1998. Ia tidak memiliki seorang Ayah sejak kecil. Ia terbiasa mandiri dengan apa yang harus dikerjakannya. Ia harus bekerja membantu ibunya untuk kebutuhan biaya sekolah. Ia sering membantu ibunya dan mengantarkan adiknya berangkat sekolah.

Di sekolah ia termasuk anak yang pintar dan cerdas, ia sering mendapatkan rangking di  di sekolah SMP 40. Dan sekarang ia sedang belajar di sekolah baru pilihannya, yaitu sekolah SMK Nurul Jadid di bengkong. Ia memilih sekolah menengah kejuruan keperawatan karena lebih banyak waktu prakteknya agar cepat mendapatkan kerja. Dengan harapan, ia segera dapat membantu ibu dan adiknya ketika lulus sekolah nanti.

Yuni, nama panggilannya, merupakan salah satu anak asuh DSNI Amanah. Ia sudah 5 tahun mendapatkan program santunan biaya pendidikan CEP (Center for education center). Ibunya sangat berterima kasih kepada DSNI yang mau peduli membantu pendidikan anaknya, semoga Allah memberikan kelancaran kepada orang-orang/donator yang telah membantunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar