KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah dan
Perkembangan Radio ini.
Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1.
Bapak Thanzir,SE.MM, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Perkembangan Teknology Komunikasi di STIDKI AL-AZIZ Kota
Batam.
2.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh Karena itu kami
sangat berterima kasih apabila ada kritik atau saran yang membangun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dan
nantinya dapat bermanfaat bagi penyusun serta kalangan pembaca pada
umumnya.
Batam,
4 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
judul
Kata
Pengantar........................................................................................................... 1
Daftar
Isi.................................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................ 3
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Radio............................................................................................ 4
2.2 Sejarah Radio................................................................................................. 4
2.3 Perkembangan
Radio .................................................................................... 5
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan.................................................................................................... 12
3.2
Saran.............................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem gelombang
suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh
pesawat-pesawat penerima di rumah, di mobil, di kapal dan sebagainya. (Palapah
& Syamsudin, 1983:107). Jadi, yang pertama-tama dimaksud
dengan istilah radio bukan perbedaannya, bukan pula bentuknya, akan tetapi
mencakup bentuk fisik dan kegiatan radio yang saling menjalin dan tidak
terpisah satu sama lain. (http://deniborin.blogetery.com/2010/05/24/radio-sebagai-medium-komunikasi-massa/)
Radio siaran merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa.
Melalui radio siaran suatu komunikasi yang akan disampaikan oleh
komunikator kepada kahalayak banyak dapat berlangsung dalam waktu yang singkat
dan komunikan akan menerima komunikasi secara bersamaan walaupun di
tempat yang berbeda dan terpencar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
yang dimaksud radio?
2. Bagaimana
sejarah munculnya radio sebagai sebuah media massa?
3. Bagaimana
perkembangan radio hingga saat ini?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui sejarah dan perkembangan radio di Indonesia dan dunia pada umumnya.
2. Untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai radio.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN RADIO
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga
merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak
memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara) (
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)
Menurut Peraturan
Pemerintah No : 55 tahun 1977 , Radio Siaran adalah pemancar radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang
radio sebagai media. (Effendy, 1983:187)
Pengertian “Radio”
menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan
gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz
(panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran”
atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (Inggris) atau “radio
omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa
suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai
media.
Sedangkan menurut Versi
Undang-undang Penyiaran no 32/2002 : kegiatan pemancarluasan siaran melalui
sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau
media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat
dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
2.2 SEJARAH RADIO
2.2.1
Sejarah
Radio di Dunia
Sejarah
radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang
menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan
melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM),
maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut
analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan
sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio
Rata-rata
pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk
mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah
satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia
saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling
dikenang adalah saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk
komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan
komunikasi ke stasiun darat. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan
komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang
Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika
kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan
Program 14 Titik Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika
perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat
radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran
titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi
populer pada 1920-an dan 1930-an Penggunaan radio dalam masa sebelum perang
adalah untuk mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan
penggunaan radar. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa
kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum
televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show,
dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja.
2.3 PERKEMBANGAN RADIO
2.3.1
Jenis-jenis
Siaran Radio
Jenis-jenis
siaran radio dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu ditinjau dari segi
frekuensi, gelombang, dari penyelenggara, dan dari perkembangannya.
1. Berdasarkan Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang
per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan.
a.
Amplitudo
Modulasi (AM)
Saluran
AM merupakan saluran yang pertama kali digunakan dalam teknologi penyiaran.
Menurut ketentuan internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3000
KHz. Pada sistem AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitude gelombang
pembawa, namun frekuensinya tetap. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM
memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground
waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua jenis gelombang
ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Itu sebabnya mengapa
radio Am mampu menyampaikan siarannya hingga ke tempat yang sangat jauh.
b.
Frekuensi
Modulasi (FM)
Saluran FM ditetapkan secara
internasional berada pada blok frekuensi VHF (very high frequency), yaitu
30-300 MHz. Di Indonesia, rentang pita frekuensi yang dialokasikan untuk siaran
FM berada diantara 87,5 – 108 MHz. Pada wilayah frekuensi ini secara relatif,
bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem
modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup
siaran FM merupakan kombinasi dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin
tinggi daya watt stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat
sinyal yang dipancarkan.
Keunggulan saluran FM dibandingkan
AM adalah pada kualitas suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari
gangguan udara.
2. Berdasarkan Gelombang
a.
Gelombang
panjang ( long wave )
Gelombang jenis ini memiliki signal
yang panjang sehingga mampu menjangkau range area yang sangat luas.
b.
Gelombang
pendek ( short wave )
Gelombang yang menggunakan udara
sebagai mediator. Gelombang ini mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar
yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz.
c.
Gelombang
medium (medium
wave)
Gelombang yang menggunakan permukaan
bumi sebagai mediator. Gelombang ini berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz.
Secara umum kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun radio. Jenis yang
dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitude modulation) dan
FM (frequency modulation).
3. Berdasarkan Penyelenggara:
a.
Radio
milik Negara
Sebelum
menjadi Lembaga Penyiaran Publik sejak tahun 2000, Radio Republik Indonesia
(RRI) berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik
negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan RRI
telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan
Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari lembaga Penyiaran
Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.
Sejak tahun 2005, RRI resmi menjadi
Lembaga Penyiaran Publik, repositioning dari Institusi Pemerintah ini juga
ditandai dengan adanya komitmen menyeluruh karyawan RRI diseluruh Indonesia,
penulis turut aktif berpartisipasi dalam melakukan diskusi-diskusi internal
maupun eksternal, termasuk mengikuti berbagai pelatihan tentang Public Service
Broadcasting di dalam dan luar negeri.
b.
Radio
publik
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik,
Radio terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang
berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan perusahaan. Dewan
Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan
Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran
dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga
Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12
tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor
32/2002.
Sebagai
radio publik RRI memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada publik untuk
turut merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi operasional siaran
RRI melalui dialog interaktif dan pertemuan-pertemuan yang diadakan Dewan dan
Direksi serta kepala-kepala stasiun dengan kelompok-kekompok pemerhati RRI dan
“citizen journalism” (jurnalisme warga). Sebagai media massa yang independen,
RRI dalam menyajikan informasi, berita terutama, menganut prinsip cover both
sides untuk ungkapan kebenaran.
c.
Radio
swasta/komersial
Radio siaran swasta FM dan AM yang
dapat digunakan untuk penyampaian informasi ini dapat dikemas dalam
bentuk acara khusus maupun dengan memasukkan pesan ke dalam acara
tertentu, akhirnya memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial,
mereka selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi yang
diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial setelah melakukan kegiatan
penyiaran.
Pengelolaan radio swasta berdasarkan
hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas pengelola. Kepentingan
radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio
swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam radio swasta
cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).
d.
Radio
komunitas
Radio komunitas adalah stasiun
siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan
didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas
disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.
Radio komunitas juga sering disebut
sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio
komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang komunitas”.
Ada beberapa perbedaan antara radio
komunitas dengan radio swasta yaitu, pengelolaan radio Komunitas berdasarkan
hasil diskusi dan kesepakatan bersama warga sedangkan pengelolaan radio swasta
berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas pengelola.
Radio komunitas mengutamakan kepentingan dan kebutuhan warga di wilayah tempat
radio tersebut sedangkan radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang
disasar. Dalam siarannya radio komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan
warga setempat sedangkan radio swasta mengikuti keinginan dan selera pasar.
Bahasa penyiar dalam radio komunitas mengikuti dialek lokal dan kebiasaan
berbicara setempat sedangkan radio swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang
kota (Jakarta).
Radio Komunitas sebetulnya muncul
untuk mengisi keterbatasan dari lembaga penyiaran lain yang belum mampu
memberikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka
butuhkan.
Secara nyata Radio Komunitas di
Indonesia mulai menampakkan keberadaannya kurang lebih tahun 1993 atau 11 tahun
sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang
secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas sebagai bagian dari
sistem Penyiaran Indonesia.
Radio komunitas sampai saat ini
masih menghadapi kesulitan di regulasi. Setelah mendapat pengakuan dari UU
Penyiaran tahun 2002, regulasi yang berada di bawahnya seperti Peraturan
Pemerintah yang mengatur lebih detail soal perizinan atau frekuensi
masih belum mendukung perkembangan radio komunitas.
Adapun keberadaan radio komunitas
semakin marak dewasa ini di Indonesia setelah di deklarasikannya Jaringan Radio
Komunitas Indonesia (JRKI), pada tahun 2002 atau 3 bulan sebelum UU Penyiaran
di sahkan. Sejak itu bermunculan radio komunitas di beberapa daerah.
Selanjutnya mereka membentuk jaringan-jaringan wilayah seperti, Jawa Barat,
Yogyakarta, Lombok – Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabotabek,
Banten, Lampung, Bali, Padang, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Irian Jaya
(Sorong). Agenda utama JRKI adalah advokasi terhadap penyiaran komunitas di
Indonesia menuju demokratisasi penyiaran.
e.
Radio asing
Radio luar negeri yang bisa didengar
di Indonesia, biasanya menggunakan jaringan satelit. Biasanya pemancar radio
ini menggunakan daya listrik yang jauh lebih tinggi dari stasiun radio lainnya.
4. Berdasarkan Perkembangannya
a.
Radio Internet
Radio internet (dikenal juga sebagai web
radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan
gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio
konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan menggunakan
medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini memungkinkan
siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat
internet.
b.
Radio
Satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal
digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu,
gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas
kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang
jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran
radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal
terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka
dimana antena pada
pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit
hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau
gedung
c.
Radio
Berdefinisi Tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini
bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu
memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang sama.
Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama.
Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit,
tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio
digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal
digital.
5.
Jenis
Program Radio
1.
Berita
radio
2. Iklan radio: ad-lib, spot, dan
program khusus
3. Jingle radio
4. Talkshow interactive
5. Infotainment radio:
info-entertainment, infotainment, information dan entertainment, dan sajian
informasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Radio
sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan
pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu,
ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak
konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.
Ciri
khas berita radio selain menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan
reporter, juga terselip pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan
demikian, reporter radio dan penyusun naskah berita radio dituntut memiliki
keterampilan di dalam mengkombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan
pendapat narasumber yang berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perlu
seluruhnya dimasukkan, tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada
relevansi dengan alur topik bahasan.
Radio dapat dibedakan menurut jenisnya
diantaranya:
·
Berdasarkan
Frekuensi : Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM)
·
Berdasarkan
Gelombang : Gelombang panjang ( long wave ), Gelombang
pendek ( short wafe), Gelombang medium (medium
wave)
·
Berdasarkan
Penyelenggara : Radio milik Negara,
Radio public, Radio
swasta/komersial, Radio komunitas
3.2 SARAN
Demikian
materi Radio dan Perkembangannya yang penulis sampaikan, semoga makalah ini
tidak hanya bermanfaat bagi penulis tetapi juga bagi pembaca. Dan penulis sadar
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf
jika terdapat kesalahan dalam informasi maupun penulisan. Karena tiada gading
yang tak retak.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio
diakses tanggal 8 Maret 2014
http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-radio.html diakses tanggal 8 Maret 2014
http://nurhasanahnana.wordpress.com/2010/04/12/produksi-siaran-radiojenis-jenis-siaran-radio/
diakses tanggal 8 Maret 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio
diakses tanggal 8 Maret 2014
http://pertekomdaniv.wordpress.com/2011/07/26/sejarah-radio-dan-radio-di-indonesia/
diakses tanggal 10 Maret 2014
http://berkasmakalah.blogspot.com/2012/11/makalah-sejarah-radio-di-indonesia.html
diakses tanggal 10 Maret 2014
Hai kak yuk di cek , disini juga ada lo kak https://ctworksss3.hatenablog.com/.
BalasHapus